Hasil kebudayaan Zaman Praaksara Di Indonesia
Written on 21.51 by Ali Asidqi 's Blog
Hasil kebudayaan Zaman
Praaksara Di Indonesia
Anggota:
Ali Asidqi
M. Anelka
Rizky
Fajar M. R.
Anugrah Pratama
Farhan Cavalera
SMPN 34 Bandung Kelas 7A
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Hasil
kebudayaan tertua di Indonesia (Palaeolithikum) dibagi menjadi dua,
yaitukebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
a.) Di daerah Pacitan sejumlah alat-alat
batu berupa kapak genggam, chopper, alat penetak/kapak berimbas (berupa kapak
tetapi tidak bertangkai digunakan dengan digenggam di tangan).
b.) Di daerah Ngandong ditemukan
alat-alat dari tulang yang berfungsi sebagai penusuk/belati
Kapak berimbas dan kapak genggam
Chopper
Selain alat-alat dari tulang yang termasuk kebudayaan Ngandong, juga ditemukan alat alat lain berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon. Untuk mengetahui bentuk flakes maka amatilah gambar 4 berikut ini.
Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
Kebudayaan Mesolithikum di Indonesia ditemukan di daerah Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, serta Flores.Peninggalannya antara lain:
a.) Kjokkenmoddinger
(kjokken=dapur, modding=sampah) yang berarti dapur sampah adalah berupa
gundukan cangkang (kulit kerang) menyerupai bukit kecil, terbentuk karena
manusia purba saat makan kerang membuang kulitnya sedemikian rupa sehingga
berumpuk menjadi bukit.
b.) Pebble (kapak Sumatra), yang terbuat
dari batu kali yang dipecah atau dibelah dengan sisi luar yang sudah halus
tidak diapa-apakan sedangkan sisi dalamnya sudah dibentuk sesuai keperluan,
ditemukan di dalam kjokkenmoddinger.
c.) Hache courte (kapak pendek) Kapak ini
cara penggunaannya dengan menggenggam.
d.) Abris sous roche (gua untuk tempat
tinggal).Alat yang ditemukan antara lain adalah ujung panah
e.) Flakes (alat serpih) berupa alat-alat
dari tulang dan tanduk rusa.
Diperkirakan kebudayaan mesolithikum di
Indonesia ada kaitannya dengan pusat kebudayaan mesolithikum di asia tenggara
yaitu kebudayaan bscon hoabinh di Indo Cina. Mereka juga sudah mengenal bentuk
kesenian, terbukti pada tahun 1950 ditemukan gambar-gambar yang berwarna merah
di di Gua Leang-leang Sulsel,dll
Abris sous roche,Flakes,dan Pebble
Zaman Batu
Muda (Neolithikum)
Perkembangan kebudayaan pada zaman batu muda
ini sudah sangat maju daripada zaman-zaman sebelumnya.
Hal ini disebabkan adanya migrasi secara
bergelombang penduduk proto melayu dari Yunnan, Cina Selatan ke Asia Tenggara,
termasuk ke Indonesia. Neolithikum di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu
kebudayaan kapak lonjong dan kebudayaan kapak persegi.
a) Kapak Persegi
Dinamakan Kapak Persegi
berdasarkan penampangnya berupa persegi panjang atau trapesium. Pengertian
kapak persegi bukan hanya kapak saja, tetapi banyak alat lain dalam berbagai
ukuran dan keperluan seperti beliung/pacul alat yang besar ,dan yang kecil
yaitu tarah dgunakan untuk mengerjakan kayu.
b) Kapak Lonjong
Kapak lonjong didasarkan atas
penampang yang berbentuk lonjong. Bentuk kapaknya sendiri bulat telur, ujungnya
agak lancip ditempatkan di tangkai dan ujung lain yang bulat diasah tajam
Alat-alat yang digunakan sudah sangat halus
pembuatannya karena mereka sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam.
Melihat benda-benda yang ditemukan
diperkirakan masa ini sudah mengenal berbagai perhiasan berupa gelang dari
batu-batu yang indah.
Hasil-hasil kebudayaannya zaman ini adalah:
Kapak Persegi,Kapak lonjong,Kapak
Bahu,Gerabah,Perhiasan (gelang dan manik-manik),Alat pemukul kayu,hidup
menetap,membentuk perkampungan,bercocok tanam,bahasanya adalah Polinesia,dll
Masa Logam
Manusia sudah dapat mempergunakan pekakas
dari logam.
Teknik untuk membuat pekakas loga dinamakan a cire perdue.Caranya adalah benda yang
dikehendaki dibuat dahulu dari lilin kemudian ditutup dengan tanah lalu
dipanaskan, selubung tanah menjadi keras sedangkan lilin mencair.Logam cair
kemudian dimasukan kedalam lubang bekas lilin. Setelah dingin, selubung tanah
di pecah tinggalah logam yang sudah dicetak tadi.
Hasil kebudayaan masa logam di Indonesia
adalah kapak corong/kapak sepatu yang ditemukan di Sumatra
Selatan,Jawa,Bali,Sulawesi tengah dan Selatan,P.Selayar,dan Papua. Peralatan
lainnya adalah candarasa (kapak yang panjang di satu sisi),nekara (benda
berbentuk dandang yang tertelungkup).
Zaman Batu Besar (Megalithikum)
Pada masa ini manusia praaksara sudah dapat
membangun bangunan-bangunan megalith atau bangunan yang dibuat dari batu-batu
besar. Mega berarti besar,lith berasal dari kata lithos artinya batu (berasal dari bahasa
Yunani).
Pembuatan barang dan bangunan itu erat
sekali kaitannya denga kepercayaan tradisional seperti animisme dan dinamisme.
Menurut Von
Heine Geldern, kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2
gelombang yaitu :
1. Megalith
Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa oleh
pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu). Contoh bangunan Megalithikum
adalah menhir, punden berundak-undak, Arca-arca Statis.
2. Megalith
Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa oleh
pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu). Contoh bangunan megalithnya
adalah peti kubur batu, dolmen, waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.
1. Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
2. Punden Berundak-undak
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal.
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur
3.Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.
4.Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib.
5.Kubur Batu
Yaitu peti mayat dari batu,keempat sisi dan
penutupnya berupa batu
6.Waruga
Yaitu kubur batu berbentuk kubus atau
bulat,dibuat dari batu utuh.